This Time is Different : Penyebab Krisis Moneter 1998

Saat terjadi Krisis Moneter 1998, kami masih berumur 11 tahun, tepatnya masih kelas 5 SD. Walaupun dulu rajin membaca koran dan majalah, kami Masih belum mengerti penyebab Krisis yang legendaris ini..

Kami kira, dulu, Suharto & Soros lah yang menyebabkan hantaman krisis besar di Indonesia..

Suharto bersalah karena ketidakmampuannya mengendalikan ekonomi di saat genting, sedangkan Soros bersalah karena melakukan spekulasi valas yang menjatuhkan rupiah..

Ternyata, kedua orang diatas hanyalah kepingan pelengkap dari Krisis ekonomi 1998..

Penyebab Utama krisis moneter 1998 adalah TINGGINYA TINGKAT HUTANG..

Pertanyaannya, hutang indonesia setinggi apa di jaman itu?

Berikut data Indonesia’s External Debt tahun 1993 – 1998, seperti yang dilansir Econit Advisory Group, 1999

Tahun pemerintah swasta total hutang persentase hutang/gdp
1993 57,521 32 89,521 61.9
1994 63,688 37,8 101,488 57.4
1995 64,41 43,39 107,8 53.6
1996 59,045 55,4 114,445 50.3
1997 63,462 73,962 137,424 63.9
1998 60,449 83,572 144,021 116.8

Dari data di atas bisa kita lihat bahwa posisi Hutang swasta mulai tumbuh menjadi mengerikan di tahun 1996..

Agaknya ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1986-1995 selalu tumbuh minimal sebesar 4,9 % dengan puncaknya di tahun 1995 yang sebesar 8,22 %. Kondisi angin surga bagi ekonomi Indonesia ini direspon oleh mayoritas pengusaha merupakan saat yang tepat untuk ekspansi dengan sangat optimistis..

Sayangnya, pertumbuhan sampai ke langit tidak pernah terjadi dan memang tidak akan pernah terjadi..

Mirisnya, di tahun 1997 dan 1998, banyak tagihan cicilan pinjaman dalam bentuk US dollar yang harus dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Melihat kecenderungan ini, Trader Valas besar melihat ada potensi keuntungan besar dengan memainkan rupiah..

Dan itulah yang terjadi..

Rupiah berhasil dibanting dari kisaran rp.2600 / usd di awal agustus 1997, menjadi rp 11.000/USD di awal januari 1998..

Dan ketika keadaan buruk datang, pengusaha indonesia yang ekspansi berlebihan bermodalkan pinjaman US $ bank luar negeri bagaikan mendapat mimpi buruk..

Bagaimana tidak, ketika meminjam US $ mereka mendapatkan uang rp 2000-2500 per dollar, sedangkan saat harus membayar di tahun 1998, mereka harus mengeluarkan uang rp.10.000 – 17.000 per dollar..

Jadi beban hutang perusahaan-perusahaan saat itu melonjak 5 – 8,5 X lipat!
Hal inilah yang menyebabkan krisis ekonomi besar di tahun 1998..

Pelajarannya adalah…

Hutang berlebihan itu sangat berbahaya dan bisa menyebabkan krisis parah nan fatal..

Dan walaupun pemerintah orde Baru selalu bilang : “Kondisi Indonesia berbeda dengan Mexico (yang mengalami krisis Ekonomi parah di tahun 1994), Indonesia tidak akan Krisis”, ternyata pernyataan ini hanya jadi bahan tertawaan..

Because This Time is not different..

 

 

@dr_BramIrfanda

Tagged: , , , ,

Tinggalkan Balasan