Soimah vs Anaknya, Siapa Yang Salah?

Soimah Pancawati, Presenter acara Show imah, pagi tadi bertikai dengan anaknya di acara Yuk Kita Sahur Trans Tv..

Pertanyaannya, Siapa yg salah?

Bila ditanya siapa yang salah, menurut kami jawabannya,,

Tidak ada yang salah..

Pertikaian Soimah dengan anaknya di acara Yuk Kita sahur Trans TV lebih tepat disebut sebagai kesalahpahaman..

Kesalahpahaman yang terjadi antara Soimah dan Anak Pertamanya, bermula dari sangat jarangnya anak-anaknya yang tinggal di Yogya bertemu dengan Soimah yang bekerja di Jakarta..

Padahal, dari video rekaman Acara Yuk Kita Sahur Trans Tv ini, kita tau Soimah sangat sayang dengan anak-anaknya hingga rela bekerja di Jakarta untuk mencari uang bagi anak-anaknya..

Tapi kenapa mereka seolah malah saling menyakiti?

Kisah Soimah ini merupakan kisah yang banyak terjadi di sekitar Kita..

Orang Tua yang ingin mencari uang untuk anaknya -karena rasa cintanya yang demikian besar kepada anaknya- malah dituduh oleh anak-anaknya sudah berlaku tidak adil dan tidak sayang terhadap anak-anaknya..

Kisah seperti ini, umumnya bermula dari kesalahpahaman antara orang tua dan anak-anaknya mengenai apa yang terpenting bagi mereka..

Sebagian besar Orang Tua mengira bahwa harta -baik berupa sekolah yang mahal, pakaian yang bermerk, mainan dan makanan yang mahal- adalah yang terpenting bagi anak-anaknya..

Padahal, sejatinya yang terpenting di mata seorang anak adalah kedekatan mereka secara fisik dan emosional dengan orang tuanya..

Bagi anak, kedekatan dengan orang tuanya merupakan suatu kebutuhan, bukan lagi keinginan..

Karena perbedaan pandangan inilah, banyak anak yang akhirnya tidak terpenuhi kebutuhannya akan kehadiran Orang Tuanya..

Akibat buruk dari KeTIDAKdekatan antara orang tua dan anak ini, bisa timbul luka mendalam di hati si anak karena mereka mengira orang tuanya tidaklah menyayangi mereka..

Luka mendalam dan tidak terpenuhinya kebutuhan psikologis si anak karena jauh dari Orang Tuanya ini, bisa menyebabkan ketidakmatangan perkembangan jiwa si anak, sehingga si anak mudah mengalami gangguan psikologis dan karakter yang pada umumnya akan terus menerus ada hingga masa akhir hidupnya..

Hal ini pulalah yang paling sering menjadi penyebab Anak menjadi Nakal..

Lantas, bagaimana solusinya?

Tentu, solusi untuk setiap Kisah berbeda-beda..

Untuk Kisah Soimah, alangkah baiknya bila Soimah bisa mengajak Anak-anaknya untuk bersekolah dan tinggal di Jakarta mengikuti Soimah..

Dengan begitu, rezeki Soimah tetap lancar dan kebutuhan anak Soimah akan Kehadiran Orang Tuanya akan tetap terpenuhi dengan baik..

Sekolah bisa dipindah, Pelajaran yang tertinggal bisa dikejar, teman-teman baru bisa didapat..

Namun, masa anak-anak tidaklah bisa diulang..

Jangan sampai anak-anak Kita, hanya mengingat masa anak-anaknya, dengan perasaan ditinggalkan, kesepian dan rasa dendam terhadap orang tua yang jarang berada di dekat mereka..

Ada yang mempunyai Kisah seperti Soimah?

 

@dr_BramIrfanda

 

Sahabat kami sejak kecil bahkan sampai sekelas di FK Unair, dr.Yudhis, baru saja menciptakan alat bantu Marketing dan pencarian orang dll di Facebook yg bernama “The Graph”, silakan lihat penjelasaannya disini => The graph . BURUAN BELI DAN PRAKTEKKAN TOOL GILA INI! SEBELUM PESAING ANDA YG MEMPRAKTEKKAN! The Graph sudah diulas dan dapat komentar positif dari TechinAsia!

 

SUSAH MENGUKUR SUHU BADAN ANAK SAAT PANAS? Gunakan saja Termometer TELINGA+DAHI, mudah dan CEPAT digunakan, HARGA CUMA 235RIBU, HANYA 1 DETIK! Pemesanan :  hubungi Mastha Medica (SMS 089675229222 | Pin BB 29F01C60 | Line/WA 085640333374) ya…

Mau alat tensi Digital HANYA 315ribu FREE ONGKIR + TIPS2 MENURUNKAN TEKANAN DARAH TANPA OBAT? hubungi Mastha Medica (SMS 089675229222/29F01C60 <= PIN hanya pakai angka nol ya…

Berlangganan ke Blog via Email

GRATIS! untuk berlangganan artikel blog ini via email & , Silakan Masukkan alamat email anda ke form dibawah ini, lalu klik konfirmasi berlangganan yang kami kirim ke email anda


 

Artikel Terkait :

Tagged: , , , , , ,

Comments: 23

  1. Paresma Agustus 3, 2013 at 8:53 am Reply

    ngutip dari laman teman, beliau bilang, “Orangtua adalah Psikolog terbaik dan pertama untuk anak-anak mereka” 🙂

    • Bram Irfanda Agustus 4, 2013 at 8:27 am Reply

      kata2 temennya td blm selesai 😀

      “Orangtua adalah Psikolog terbaik dan pertama untuk anak-anak mereka,,, dg syarat psikologi orangtuanya bagus ” hehe..

  2. Paresma Agustus 4, 2013 at 7:50 pm Reply

    berarti tante Soimah perlu belajar psikologi perkembangan nih “sodorin buku Life Span dua jilid sama buku Development yg tebel” 😀

    • Bram Irfanda Agustus 9, 2013 at 7:55 am Reply

      haha..
      daripada belajar sendiri..mending langsung konsul ke psikolog atau psikiater anak 🙂

  3. Paresma Agustus 9, 2013 at 6:22 pm Reply

    hehe..tapi zaman sekarang, masih belum bnyk orang yang mau datang ato konsul ke psikolog terutama di kota-kota kecil, paling2 datang ngadu ke orangtua ato mertua mereka kalo ada masalah soal anak/keluarga.
    klo yg biasa saya amati di biro konseling, kebanyakan para orangtua itu datang ke psikolog/psikiater dgn riwayat masalah gangguan mental pada anaknya. kasian juga kalo ortunya sibuuuk banget trus kagak tau perkembangan anaknya gmna dan cuma diurus sama baby sitter , pas si anak terdiagnosa ada “gangguan” baru bener2 nyesel. huhu… menjadi orangtua yg ideal itu tidak mudah ternyata tapi harus terus belajar (itu kata mereka) 🙂

    • Bram Irfanda Agustus 11, 2013 at 12:55 pm Reply

      bener banget mb Psikolog.. 🙂

  4. yeni September 25, 2013 at 9:34 am Reply

    dok izin share yaa

    • Bram Irfanda September 25, 2013 at 4:18 pm Reply

      silakan:)

  5. Fie September 29, 2013 at 4:54 pm Reply

    Saya setuju dengan ulasan diatas.
    Tapi apa pendapat dokter jika anak terpisah dari orang tua karen masuk boarding school/pesantren, apakah mereka merasa dijauhkan dr ortu juga?

    • Bram Irfanda September 29, 2013 at 6:37 pm Reply

      sebaiknya masuk pesantren yg dekat dg rumah,,agar peran fungsi ortu tetap ada:)

      bila pesantren jauh dari rumah(berpisan rumah) baiknya setelah lulus SD/smp:)

    • deedee Oktober 13, 2013 at 2:27 pm Reply

      bukan dokter tapi ikut jawab boleh ya, he3. saya lulusan boarding school. hubungan sama orangtua baik2 aja kok. sekarang malah tambah dekat. teman2 juga banyak yg boarding/pesantren bahkan sejak SMP. kalau anaknya yg memang mau boarding (kayak saya), all is fine. Asalkan tidak ada pemaksaan dr ortu. Idealnya jg lebih baik boarding waktu SMA, untuk kemandirian dan bekal kuliah, kalau-kalau kuliahnya di luar kota. Kalau sejak lahir sampai masa pra remaja dekat dengan orangtua, boarding school itu bukan masalah.

      • Bram Irfanda Oktober 14, 2013 at 5:26 am Reply

        memang baiknya boarding school stlh SD (SMP). krn disaat itu fase pertumbuhan psikis tdk lagi tergantung dg ortu..:)

  6. visky Sekar Floreta Pribadi September 29, 2013 at 5:03 pm Reply

    Ɣa memang terkadang orang tua lupa jika anak2 juga butuh kasih sayang n perhatian …tidak hanya meteri semata…untungnya aku py mami yg begitu perhatan n mau meninggalkan karier nya Нάnчά u/ mengurus kami anak2 nya …. Mulai dari aku yg semenjak kecil terkena asma akut n harus mondar2 rmh sakit … N kini telah berhasil menjadi atlet Renang indah DKI mungkin tp kasih sayang n kesabaran seorang ibu aku kini tak bisa jd apa2 ….. Ya akan ku balas jasanya dgn berprestasi di sekolah maupun di Kolam……

    • Bram Irfanda September 29, 2013 at 6:35 pm Reply

      wow..
      smg mkn sukses dan bisa membanggakan ortu di akhirat & dunia,,amiin:)

  7. Astari Oktober 3, 2013 at 8:36 pm Reply

    Kalo kasusnya si bapak yg kerjanya jauh jd si anak tinggal sama ibu. Ketemu bapak tiap beberapa bulan sekali gitu gmna dokter? Karena pertimbangan kalau tinggal dikota akses ke fasilitas kesehatan lebih baik karena si anak masi kecil..

    • Bram Irfanda Oktober 3, 2013 at 10:09 pm Reply

      anak umur brp ya?kalo lebih dari 2th, mending kumpul saja,,

      soalnya bila tdk kumpul, anak umumnya tidak akan sayang ke ortu yg jauh,,ini bisa sangat berbahaya..

      banyak senyum ya!:)

  8. Lily W Oktober 10, 2013 at 9:13 am Reply

    Klo sy jadi Soimah susah senang harus kumpul dengan anak2. Tdk mungkin Tuhan tdk memberi rejeki dengan talenta yg dimiliiki. Mungkin ya memang Soimah lebih enjoy sdri, dengan hanya mengirim uang ke kampung.

  9. nurkam Oktober 17, 2013 at 9:35 pm Reply

    Saya mengalami dokter,,anak saya cucu pertama dan saya harus mengikhlaskan dia diasuh oleh ortu saya,,sedangkan saya dan papanya pns di luar jawa,,

    • Bram Irfanda Oktober 18, 2013 at 8:55 am Reply

      baiknya anak ikut ortunya..itu yg terbaik bagi kejiwaan mereka..:)

  10. ristiwati Oktober 18, 2013 at 10:00 pm Reply

    Saya mengalami sendiri dok,dari kecil diasuh nenek krn ortu bekerja diluar kota,sampai dewasa saya ga pernah merasa kangen sm ortu,kadang sy benci sm diri sy sendiri kok ga bisa punya perasaan yg kuat sm ortu,kadang juga merasa iri sm teman2 yg sangat dekat dgn ortunya,krn itu sy gak mau anak sy merasakan spt yg sy rasakan,semenjak punya baby saya bertekad memberikan perhatian full thd anak sy dan berhenti bekerja,semoga nanti anak sy tdk mengalami hal yg sama dgn sy

    • Bram Irfanda Oktober 20, 2013 at 7:14 pm Reply

      rasanya memang sakit..begitu cerita banyak orang..

      sabar ya..tdk usah benci pd diri sendiri..:)

  11. luthfisetyawanan Desember 2, 2013 at 4:02 pm Reply

    menjadi dilema ya,,,tapi sebaiknya anak-anak memang bersama dengan orang tuanya.materi tidak bisa menggantikan kasih sayang orangtua

  12. adita Maret 9, 2014 at 11:01 pm Reply

    Setuju…

Tinggalkan Balasan ke Paresma Batalkan balasan