Mengejar Fatamorgana, Mengejar Derita

Minggu kemarin, saya mendapat pasien yang saya yakin keluhannya diderita oleh banyak orang..

Terutama mereka yang menjadikan Instagram layaknya Ganja..

Pasien ini , sebut saja mr H, milenial, awal 20an tahun, dari ceritanya yang panjang ia mengalami Depresi..

Tapi.. Kok bisa..

mr H ini cerdas, good looking, badan bagus, karirnya cemerlang..

Sounds perfect,,

Kurang apa lagi?

Sebenarnya, Anggapan seperti inilah yang membuat banyak pasien depresi berakhir buruk..

Atau sangat buruk..

Dan sampai tidak tertolong..

Secara singkat, mr H ini menjadi depresi karena TERBIASA membandingkan kelemahan dalam kehidupannya dengan kelebihan kehidupan orang lain..

Hari demi hari,,Lewat Instagram, gaul dengan eksmud, dll beban itu menumpuk..sedikit demi sedikit beban itu terakumulasi, membesar dan sekarang meraksasa..

Akibatnya ia sekarang masuk ke kondisi depresi..

Dari pengalaman Mr H, bisa kita ambil beberapa pelajaran besar :

  • Mulai sekarang, syukurilah setiap hal dalam kehidupan kita,, dari yang besar sampai yang kecil-kecil..
    Kalo perlu, bikin daftar syukur : catat hal baik yang selama seharian ini kita dapatkan atau jumpai, demi Allah pasti banyak yang bisa kita syukuri setiap hari..

  • Berhenti membandingkan kelemahan kehidupan kita dengan kelebihan kehidupan orang lain. Karena itu sangat konyol.. dan tentu saja ga adil..
    Stop semua instagram dan hal-hal yang membuat pikiran kita buruk dan malah menenggelamkan diri kita…

  • Yang ditampilkan orang di Instagram itu hanyalah fatamorgana. Setiap orang harus punya tujuan hidupnya sendiri, bukan mengejar apa yang dipunyai orang lain. Karena apa yang indah, baik dan hebat menurut orang lain belum tentu indah, baik dan hebat menurut kita. Jangan kejar fatamorgana..

Hidup ini singkat, harus bahagia..

Mengejar Fatamorgana, hanya mengejar derita..

 

@dr_Bramirfanda

Tagged: , , , , ,

Comments: 2

  1. cyneena Juli 25, 2018 at 10:24 am Reply

    Ada benernya sih dok , instgram is heavily toxic ?. Tapi sebenarnya balik ke pribadi user masing” sih, mau mandangnya gmn . Kalau mau ikutin gaya hidup yg instagrammable, 100% pasti berat di ongkos ma lelah ma ngejar like+komen kyk kata dokter, tp kalo bs bijak ya insyaallah positif aja yg didapat. Ane pribadi bersyukur main instagram soalnya sedikit tambah “pinter” setelah follow akun” keren , yg dulunya buta sama sekali sama ma dunia finansial, alhamdulillah udah dpt petromax smp bs meluncur ke belantara dunia investing yg gelap gulita dan bengis tiada tara ?, yg dulunya bisa masak itu2 ajah, alhamdulillah dpt contekan resep dr master2 keren wkwkwkwkwkwk dll ?

    • Bram Irfanda September 6, 2018 at 10:23 am Reply

      bener.. 🙂

Tinggalkan Balasan