Rohis itu Teroris?

Minggu lalu, Acara di suatu TV berita yang membahas bagaimana rohis bisa menjadi ladang persemaian teroris, menuai gelombang protes termasuk di Twitter..

Seolah-olah di acara itu, Rohis merupakan tempat perekrutan teroris..

Mirisnya, kami rasa yang membuat acara ini tidak mengenal bagaimana keadaan dan kegiatan di Rohis itu sendiri..

Tak pernah tau pastinya, tapi hanya menganalisis berdasarkan prasangka..

Dari pengalaman kami sendiri, Rohis terbukti sangat baik dalam mengarahkan siswa sekolah yang masih dalam periode jiwa yang ‘labil’ untuk tetap lurus dan tidak neko-neko..

Kami dulu bergabung dengan Rohis ketika menginjak kelas satu SMA..

Bergabungnya kami dengan rohis ini pula yang akhirnya bisa membuat kami menjadi lebih baik dan meninggalkan lingkungan yang buruk semasa SMP..

Tidak lagi penuh dengan pikiran kekerasan..

Tidak lagi penuh dengan perkataan kotor..

Tidak lagi bergaul dengan mereka yang mendatangkan pengaruh buruk..

Sebagian besar teman dan kakak kelas yang menjadi pengurus Rohis adalah mereka yang mempunyai prestasi sekolah yang baik dan jago berorganisasi. Karena sering berkumpul dan bergaul dengan teman-teman rohislah, saat SMA, kami berhasil meraih rangking satu di kelas selama lima semester berturut-turut sekaligus menjadi ketua Osis di SMA..

Yang paling penting adalah kami menemukan ‘ALLAH’ setelah bergabung dengan ROHIS..

Akibatnya sejak saat itu, Kami menjadi rutin Sholat Dhuha dan Sholat tahajjud..

Rohis itu baik..

Bila ada oknum Rohis yang menjadi teroris, hukumlah oknumnya..

Bukan Rohisnya..

Bila ada acara TV yang melanggar Undang-Undang penyiaran, hukumlah acaranya..

Bukan Tutup TV-nya..

Sepertinya ini logika yang benar,,

Bagaimana menurut anda?

 

@dr_BramIrfanda

Mau Update Artikel Bram Irfanda’s Blog setiap hari? Follow @IrfandaBlog di twitter

Tagged: , , , , , ,

Comments: 2

  1. julica dwi perfita September 18, 2012 at 7:34 am Reply

    Setujuuuuuuu… Hidup dr. Bram (^o^)9 hidup… xixixixixiii…

    tentang terorisme menurut pandangan agama Islam. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, artinya :

    Terorisme : Adalah Penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan, dalam usaha mencapai suatu tujuan (terutama tujuan politik).

    Teroris : Adalah orang yang menggunakan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut (biasanya untuk tujuan politik).

    Teror : Adalah perbuatan sewenang-wenang, kejam, bengis, dalam usaha menciptakan ketakutan, kengerian oleh seseorang atau golongan.

    Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW dengan membawa agama Islam di tengah-tengah manusia ini sebagai rahmat, dan merupakan suatu kenikmatan yang besar bagi manusia bukan suatu mushibah yang membawa malapetaka. seperti halny di dalam Al-qur’an: QS. Al-Anbiyaa’ : 107, QS. Saba’ : 28, QS. Al-Maaidah : 15-16, QS. Ali Imran : 164.

    Dari ayat-ayat tersebut menerangkan bahwa Nabi Muhammad SAW dan Islam yang diserukannya, benar-benar membawa rahmat di alam semesta ini, dan mengeluarkan manusia dari gelap-gulita (tanpa mengetahui tujuan hidup), ke alam yang terang-benderang, sehingga mengetahui jalan yang lurus yang membebaskan dirinya dari kesesatan menuju jalan yang menyelamatkan hidupnya di dunia dan di akhirat kelak. Bahkan sebelum Nabi menyerukan Islam, manusia selalu dalam kekacauan dan permusuhan, sebagaimana peringatan Allah dalam surat Ali Imran : 103

    Oleh karena itu seharusnyalah manusia bersyukur kepada Allah atas diutusnya Nabi Muhammad SAW membawa dinul Islam ini. Karena hanya dengan Islamlah manusia di dunia ini dapat hidup rukun, damai dan saling menebarkan kasih sayang. Dengan mengabaikan Islam, maka dunia akan kacau-balau, terorisme timbul di mana-mana seperti sekarang ini.

    Agama Islam yang suci ini dibawa oleh Rasulullah yang mempunyai kepribadian yang suci pula, serta memiliki akhlaqul karimah dan sifat-sifat yang terpuji, sebagaimana dijelaskan oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi, antara lain : QS. Ali Imran : 159 dan QS. At-Taubah : 128.

    Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki sifat lemah-lembut serta hati beliau terasa amat berat atas penderitaan yang menimpa pada manusia, maka beliau berusaha keras untuk membebaskan dan mengangkat penderitaan yang dirasakan oleh manusia tersebut.

    Rasulullah SAW bersabda :
    “Hai ‘Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha Kasih Sayang dan senang kepada kasih sayang, dan Dia memberi (kebaikan) pada kasih sayang itu apa-apa yang Dia tidak berikan kepada kekerasan, dan tidak pula Dia berikan kepada apapun selainnya”. [HR. Muslim]
    “Kejahatan dan perbuatan jahat, keduanya sama sekali bukan ajaran Islam. Dan orang yang paling baik Islamnya ialah yang paling baik akhlaqnya.” [HR. Ahmad]
    “Dan apabila Allah mencintai kepada seorang hamba, Allah memberinya kasih sayang (kelemah-lembutan). Dan tidaklah suatu keluarga yang terhalang dari kasih sayang, melainkan mereka terhalang pula dari kebaikan.” [HR. Thabrani]

    Setelah kita cermati kembali tentang dinul Islam sekaligus peribadi Rasulullah SAW yang diamanati oleh Allah SWT untuk menyebarkan dinul Islam ke seluruh ummat manusia, maka jelas sekali bahwa terorisme sama sekali tidak dikenal, bahkan bertolak belakang dengan ajaran Islam.

    Terorisme dengan menggunakan kekerasan, kekejaman serta kebengisan dan cara-cara lain untuk menimbulkan rasa takut dan ngeri pada manusia untuk mencapai tujuan.

    Sedangkan Islam dengan lemah-lembut, santun, membawa khabar gembira tidak menjadikan manusia takut dan lari, serta membawa kepada kemudahan, tidak menimbulkan kesusahan, dan tidak ada paksaan. Bahkan dalam suatu riwayat dijelaskan bahwa dalam peperangan pun Nabi SAW berpesan kepada para sahabat, sabda beliau: “Hai manusia, janganlah kamu menginginkan bertemu dengan musuh, dan mohonlah kepada Allah agar kalian terlepas dari marabahaya. Apabila kalian bertemu dengan musuh, maka bershabarlah dalam menghadapi mereka, dan ketahuilah bahwasanya surga itu dibawah bayangan pedang”. [HR. Muslim]

    Pesan Nabi SAW tersebut menunjukkan betapa kasih sayang beliau terhadap jiwa manusia, sekalipun dalam peperangan sedapat mungkin menghindari bertemu musuh agar tidak terjadi marabahaya. Namun kalau terpaksa bertemu dengan musuh, jangan takut dan jangan dihadapi dengan hawa nafsu yang melampaui batas, tetapi hendaklah dihadapi dengan sabar dan tabah, karena surga dibawah bayangan pedang.

    Memang kedua hal tersebut mempunyai tujuan yang berbeda. Terorisme biasanya digunakan untuk tujuan politik, kekuasaan, sedangkan Islam bertujuan untuk menuntun manusia dalam mencapai kebahagiaan hidupnya dengan dilandasi rasa kasih sayang hanya semata-mata mengharap ridla Allah SWT.

    Oleh karena itu rasanya tidak berlebihan kalau ada orang yang mengatakan bahwa “politik itu kotor”, karena dalam mencapai tujuannya dengan menghalalkan segala cara, sekalipun dengan terorisme. Dengan demikian bagi seorang muslim haram hukumnya mendukung, mengikuti alur politik yang menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan politiknya.

    Yang demikian itu bukan berarti orang Islam tidak boleh berpolitik, tidak boleh meraih kekuasaan. Boleh berpolitik, tetapi tidak boleh keluar dari bingkai Islam, dengan tujuan untuk kejayaan Islam dengan mengharap ridla Allah semata-mata.

    Dalam mencapai kesuksesan cita-cita harokahnya, Rasulullah melalui cara-cara yang ditunjukkan oleh Allah serta berusaha memenuhi persyaratan untuk memperoleh janji Allah, karena janji Allah pasti tepat dan tidak perlu diragukan. Rasulullah SAW membina kekuatan dari bawah, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ibrahim : 24-26.

    Rasulullah membina dasar tauhid pada ummat manusia +10 tahun di Makkah dengan penuh tantangan, tindak kekejaman dan terorisme dilakukan oleh orang-orang musyrikin dan kafirin Makkah terhadap Nabi dan para pengikutnya.

    Namun teror-teror yang dilakukan oleh mereka tidak menjadikan kaum muslimin takut, malah makin bertambah kuat dan mendorong lebih dekat dan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT. Dalam suatu peristiwa, orang kafir melakukan teror dengan ucapan seperti dalam qur’an QS. Ali Imran : 173. Itulah buah tauhid yang kuat, bagaikan pohon yang baik, tidak akan tumbang walaupun dihempas badai topan yang dahsyat.

    Untuk menumbuhkan pohon-pohon yang baik seperti itu perlu menanam dan memelihara dengan sungguh-sungguh, bekerja keras dan ikhlash, semata-mata karena Allah, tidak mudah tergiur dengan tipudaya dunia yang dapat membelokkan cita-cita yang mulia.

    Oleh karena itu ketika Rasulullah mendapat tawaran materi, bahkan akan diangkat menjadi raja (penguasa) di negeri itu asalkan beliau mau berhenti dari dakwahnya, dengan tegas beliau menjawab, “Andaikata kamu dapat menaruh bulan dan matahari di kedua tanganku, aku tidak akan berhenti berdakwah, sehingga agama Allah ini menjadi terang (menjadi kehidupan manusia) atau aku mati karena membelanya”. Dengan kuat beliau menanamkan kepada ummatnya akan janji Allah, seperti QS. An-Nuur : 55.

    Penekanan pada akhir ayat tersebut perlu mendapat perhatian bagi kita semua, terutama para politikus muslim, “Barangsiapa tetap kafir sesudh janji itu”, maksudnya : Dengan memilih cara lain dalam mencapai tujuannya dan meninggalkan jalan yang dijanjikan oleh Allah, yakni dengan memperkokoh iman serta memperbanyak amal shaleh, maka mereka itulah orang-orang yang fasiq.

    Kaum politisi yang ada sekarang sekalipun muslim, pada umumnya tidak mengikuti petunjuk-petunjuk Allah dan praktek yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Mereka berjuang hanya untuk memperoleh kursi (kedudukan). Maka tidak ada kegiatan dakwah untuk membina ummat secara serius agar mempunyai landasan dasar tauhid yang kuat seperti pohon yang baik sebagaimana yang digambarkan oleh Allah SWT.

    Da’i kaum politisi aktif berdakwah menyelenggarakan pengajian-pengajian dan kegiatan-kegiatan keagamaan hanya ketika menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) untuk meraih simpati dari masyarakat, dan setelah selesai Pemilu selesai pulalah kegiatan-kegiatan tersebut. Sudah tidak lagi ada pengajian-pengajian, aktifitas-aktifitas sebagaimana sebelum terselenggaranya Pemilu.

    Kalau demikian keadaannya, apa yang kita harapkan dari kaum politisi untuk Islam ini ? Politikus Islam pun kadang lepas dari kendali agama, dengan entengnya menghina, merendahkan, bahkan memfitnah untuk menjatuhkan sesama muslim, hanya karena berbeda aspirasi politiknya, bahkan sampai menghalalkan darahnya.

    Keadaan yang demikian, akibatnya ukhuwah Islamiyah rusak, timbul saling dengki-mendengki, benci-membenci sehingga ummat Islam menjadi lumpuh tidak berdaya, sekalipun jumlahnya besar. Padahal Allah SWT telah memperingatkan dalam dalam QS. Al-Hujuraat : 11. Kalau demikian keadaannya, apa yang kita harapkan dari kaum politisi untuk Islam ini ? Politikus Islam pun kadang lepas dari kendali agama, dengan entengnya menghina, merendahkan, bahkan memfitnah untuk menjatuhkan sesama muslim, hanya karena berbeda aspirasi politiknya, bahkan sampai menghalalkan darahnya.

    Nabi SAW telah memperingatkan juga bahwa sesama muslim adalah saudara dan haram darahnya, haram kehormatannya dan haram hartanya. Namun itu semua tidak diindahkan. Memperhatikan praktek-praktek yang ada, rasanya tidak tampak partai yang memperjuangkan Islam di negeri ini, bahkan terjebak dalam pertikaian, terorisme, saling menjatuhkan untuk mencapai tujuan, baik partai yang beridentitas Islam maupun yang tidak beridentitas Islam, hampir tidak ada bedanya.

    Jadi, rohis bukanlah sarang teroris dan islam bukan teroris pula, dan jauh dari tuntunan islam…

    dokter, saya kadang2 pinter ya… xixixixixiii…
    y ialah yang saya tulis dapet dari kajian ust. Ahmad Sukina tiap minggu pagi… hehehehehe… 😀

    *semoga bermanfaat, maaf klo ada yg salah tolong dperbaiki krn kesempurnaan hanya milik Allah… 😀

    • Bram Irfanda September 18, 2012 at 12:06 pm Reply

      ga ada yg harus diperbaiki.. 😀

Tinggalkan Balasan ke Bram Irfanda Batalkan balasan