Deleveraging : Mewabahnya Krisis Ekonomi (Mentoring Macro Economic 4#)

Saat orang baru berhutang -baru mengambil kredit-, kebanyakan merasa tidak sedang berhutang. Malah merasa duitnya makin banyak, karena itu merasa bisa beli-beli banyak aset dan barang..

Mulai dari pakaian, kendaraan, sampai hunian..

Lalu tanah, sawah, ladang, saham sampai perusahaan..

Ternyata, apa yg dibeli itu harga pasarannya naik

“wah enak nih, untung besar!!!” pikirnya….

Beli aset tanpa modal, duitnya pinjaman bank, tapi bisa punya tanah. Harganya Naik terus lagi tiap tahun..

Kemudian ketamakan datang..

dan mulai menjajah Pikiran..

“Kalo gitu, ya kita hutang lagi, beli rumah / tanah lagi, pake duit  pinjaman aja, toh harga akan naik terus..”, pikirnya,,

lalu ditambahlah hutangnya, ditambahlah asetnya, lalu ditambah hutangnya, lalu ditambah lagi asetnya, gitu terus, sampai suatu ketika harga-harga aset sudah stagnan di puncak kemahalannya..

Inilah disaat orang berada di siklus Growth, alias siklus pertumbuhan..

Baca Juga :

Pada tahap ini, di saat orang banyak mengambil kredit alias Leveraging,, dimana orang atau perusahaan menambah hutang-hutangnya untuk berinvestasi atau berbisnis..

Masalahnya akankah siklus pertumbuhan ini berlangsung selamanya?

Seperti yang kita bahas di tulisan tentang Siklus Bisnis kemarin, Fase ekspansi pertumbuhan ini akan berakhir..

Fase growth, akan -cepat atau lambat-beralih masuk ke fase Peak, dimana harga-harga akan stagnan Mahal..

Harga-harga sudah Terlalu mahal, sampai-sampai orang sudah tidak ada yang sanggup membeli lagi..

Setelah fase peak, akan ada fase penurunan / Resesi..

Bila penanganan Fase resesi ini terlambat atau salah langkah, bisa menyebabkan krisis hebat yang lama alias depresi..

Masa resesi ini disebut juga masa Deleveraging, yang mana adalah proses pelepasan hutang-hutang yang dilakukan selama masa resesi dan depresi

Kenapa hutang-hutang harus dilepas?

Karena Hutang itu, umumnya pake agunan yang dimaksudkan sebagai garansi untuk lembaga yang meminjami uang. Ketika harga-harga naik, maka nilai agunan pinjaman akan naik, bank dan lembaga keuangan malah bisa nawarin kredit / hutang lagi, bahkan tawaran penambahan kredit itu bisa tanpa nambah agunan..

Sebaliknya, ketika masa resesi / krisis ekonomi, yang terjadi adalah harga – harga turun, termasuk harga agunan..

Akibatnya banyak bank minta penambahan agunan untuk menggenapi kekurangan nilai agunannya atau menambah cicilan bayarnya, inilah yang dirasa berat buat peminjam. Karena itulah, dimana-mana orang sibuk mengurangi jumlah hutangnya karena merasa berat dengan pinjamannya..

Bila semua orang melakukan Deleveraging ketika harga-harga turun, maka harga-harga akan makin turun, turun dan turun..

Akibatnya, bank makin menuntut peminjam untuk menambah agunannya, ditengah kondisi ekonomi yang melemah..

Karena itu banyak peminjam akhirnya bangkrut karena kehabisan uang untuk memenuhi kewajiban hutangnya..

Bila hal ini terjadi di banyak orang atau perusahaan, maka timbullah krisis ekonomi..

Pelajarannya : leveraging selalu disusul oleh Deleveraging..

Jadi, jaga pikiran kita tetap waras dengan tidak terlalu bergairah saat kondisi baik dengan membatasi hutang yang kita punya, sebaik apapun masa depan yang tampak di kejauhan..

Karena masa sulit, pasti datang..

 

@dr_BramIrfanda

Mau dapat update terbaru Blog Bram Irfanda di telegram? silakan Join Bram Irfanda Blog di Telegram

Punya dana menganggur di bank? Bila ingin imbal hasil jauh lebih baik, investasikan saja di Saham. Anda bisa belajar saham di Irfanda Capital Blog (klik link ini)

Berlangganan ke Blog via Email

GRATIS! untuk berlangganan artikel blog ini via email & menerima UPDATE BLOG Post terbaru, Silakan Masukkan alamat email anda ke form dibawah ini, lalu klik konfirmasi berlangganan yang kami kirim ke email anda

Tagged: , , , , , , , ,

Comments: 3

  1. Risma Mei 20, 2018 at 7:24 am Reply

    Nice info, thanks, Alhamdulillah

  2. Kii Mei 24, 2018 at 12:44 pm Reply

    and this really happen :”

  3. sun ehe Mei 24, 2018 at 12:47 pm Reply

    and this really happen :’

Tinggalkan Balasan